Pada bagian keenam kilas balik Sewindu Al-Zaytun, 27 Agustus 1999 –
27 Agustus 2007, kami sajikan tentang Masjid Rahmatan lil Alamin. Masjid
ini akan menjadi salah satu masjid yang tergolong besar di dunia
setelah Masjidil Haram di Makkah. Masjid Rahmatan lil Alamin merupakan
karya monumental umat Islam Indonesia pada awal milenium ketiga ini.
Masjid yang akan menjadi simbol kebangkitan Islam yang Rahmatan lil
Alamin, sekaligus bermakna kebangkitan bangsa Indonesia.
Masjid
adalah inti dan pusat kegiatan seluruh penghuni Kampus Al-Zaytun dari
sejak subuh sampai dengan Isya, sebagaimana lazimnya pondok pesantren.
Di kampus ini santri dilatih dan dibiasakan hidup beribadah,
melaksanakan shalat, baik itu Isya, Subuh, Zuhur, Asar maupun Magrib
secara berjamaah, sekaligus berdisiplin dalam tradisi kepesantrenan,
namun hidup dalam suasana modern.
Di tengah kawasan kampus seluas
1200 hektar ini dibangun sebuah masjid besar, anggun, dan kokoh yang
berdiri di atas tanah seluas 6,5 hektar. Bangunan Masjid Rahmatan lil
Alamin ini berukuran 99 x 99 meter berlantai 6 (enam). Dari kejauhan,
masjid yang tengah dalam proses finishing ini sudah tampak gagah
menonjol. Berdaya tampung 150.000 jamaah. Sebuah masjid terbesar
(bangunan induknya berdaya tampung terbesar) di dunia. Setidaknya
menjadi masjid terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah,
tempat paling suci dalam kepercayaan umat Islam.
Memang daya
tampung Masjid Rahmatan lil Alamin, Al-Zaytun belum seberapa bila
dibanding Masjidil Haram, yang juga kerap disebut Masjid al-Haram, di
Kota Makkah Al Mukharamah. Tetapi kapasitas kedua masjid ini memang
sulit dibandingkan, sesuai dengan karakter dan bentuk bangunannya.
Masjid al-Haram dibangun dengan pelataran mengelilingi Kaabah (Qiblat
umat Islam) berkapasitas lebih dari satu juta orang. Sementara Masjid
Rahmatan lil Alamin di Kampus Al-Zaytun bangunan induknya saja
berkapasitas 150.000 jamaah, namun pelatarannya jauh lebih kecil dari
pelataran Masjidil Haram.
Tetapi jika dibandingkan dengan
masjid-masjid terbesar lainnya di dunia, termasuk masjid-masjid terbesar
di Asia Tenggara, Rahmatan lil Alamin, saat ini adalah yang terbesar.
Masjid Istiqlal di Jakarta yang pernah dicatat merupakan masjid terbesar
di Asia Tenggara hanya berdaya tampung 20.000 jamaah. Masjid yang
terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta itu
dibangun atas prakarsa Presiden Sukarno.
Pemancangan batu pertama
masjid yang diarsiteki Frederich Silaban (seorang Kristiani) dilakukan
oleh Ir Soekarno 24 Agustus 1961. Bangunan utama masjid ini terdiri dari
lima lantai dan kubahnya diameter 45 meter. Gambar Bulan dan Bintang
dari baja anti karat bergaris tengah 3 m. Gedung pendahuluan dan emper
penghubung seluas 36, 989 km2, teras raksasa dan emper keliling seluas
29.850 m2, menara setinggi 6.666 cm, lingkar 500 cm. Sementara MURI
masih mencatat Masjid Istiqlal sebagai masjid terbesar di Indonesia
dengan kapasitas tampung 50.000 orang di ruang utama 100 x 100 meter.
Setelah dibangunnya Masjid Al-Akbar Surabaya berdaya tampung 30.000
jemaah dan bisa meluber ke luar pelataran sampai lebih dari 60.000
orang, masjid ini kemudian dicatat sebagai masjid terbesar di Indonesia.
Masjid Al-Akbar dibangun di atas lahan 11,2 hektar, ditambah hampir dua
hektar lainnya yang dipergunakan untuk pembangunan jalan akses ke
masjid. Bangunannya terdiri dari dua lantai dengan total luas 28.000
meter persegi. Lantai pertama untuk kegiatan ibadah. Lantai dua untuk
ruang pertemuan dan kantor takmir. Sedang basement seluas 10.000 meter
persegi untuk sekolah, dari play group, taman kanak-kanak, sampai
sekolah dasar. Ditambah perpustakaan dan pelbagai sarana publik seperti
warung internet.
Di Malaysia juga ada masjid yang diklaim sebagai
masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz
Shah di Bandaraya Shah Alam, Malaysia berkapasitas 24. 000 jemaah.
Masjid ini juga mempunyai menara tertinggi dan kubah rumah ibadat yang
terbesar di dunia. Kubahnya mempunyai ketinggian 106.7 m pada puncaknya
dan berdiameter 51.8m. Masjid ini selesai dibangun 11 Maret 1988.
Dibanding dengan masjid-masjid besar di Asia Tenggara tersebut di atas,
serta sejumlah masjid besar lainnya di Indonesia seperti Masjid Agung
Surabaya, Masjid Sunan Ampel Surabaya, Masjid Menara Kudus, Masjid Agung
Demak, Masjid Raya Bandung, Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon,
Masjid Jaka Tawa Cirebon, dan lain-lain, jelas Masjid Rahmatan lil
Alamin adalah yang terbesar.
Kemahabesaran Allah
Ketika masuk ke dalam Masjid Rahmatan lil Alamin ini, berada persis di bawah kubah besarnya, terasa kekerdilan diri sebagai manusia dibandingkan keagungan dan kemahabesaran Allah yang dilambangkan masjid ini. Bangunan masjid seluas 99 x 99 m memang dimaksudkan menggambarkan filosofi dari sifat-sifat Allah (Asmaul Husna), yang jumlahnya 99. Bila diputar ke arah mana saja angka ini tidak akan pernah berubah, selalu bernilai 99.
Ketika masuk ke dalam Masjid Rahmatan lil Alamin ini, berada persis di bawah kubah besarnya, terasa kekerdilan diri sebagai manusia dibandingkan keagungan dan kemahabesaran Allah yang dilambangkan masjid ini. Bangunan masjid seluas 99 x 99 m memang dimaksudkan menggambarkan filosofi dari sifat-sifat Allah (Asmaul Husna), yang jumlahnya 99. Bila diputar ke arah mana saja angka ini tidak akan pernah berubah, selalu bernilai 99.
Begitu pula jumlah lantai masjid ini, 6 lantai, merupakan filosofi
‘Arkanul Iman’ rukun iman yang berjumlah enam. Sementara tinggi keenam
lantai tersebut secara keseluruhan adalah 33 m yang mempunyai filosofi
jumlah tasbih, tahmid, dan takbir setelah shalat. Tinggi tiang
masing-masing lantai adalah 5 m, ini mempunyai filosofi ‘Arkanul Islam’,
yang melambangkan lima rukun Islam.
Masjid Rahmatan lil Alamin
memiliki kubah (dom) yang amat besar dan menara setinggi 175,06 m dan
dilengkapi dengan 4 kubah kecil. Hal ini bermakna filosofis sebagai
perwujudan bahwa Indonesia mengenal berbagai madzhab.
Suatu hal
yang ‘ajaib’ dalam rancang bangun masjid yang mempunyai seni artistik
tinggi ini adalah dari lantai mana pun dan dari sisi mana pun kita akan
dapat memandang langsung ke mimbar yang sekaligus sebagai kiblat.
Semakin diamati, masjid ini semakin indah dan mengagumkan.
Arsitekturnya begitu indah dengan perpaduan model arsitektur di seluruh
dunia, arsitektur universal. Hal ini sesuai dengan makna namanya
Rahmatan lil Alamin, masjid yang akan menebar rahmat, menebar kasih
hingga akan tercipta hubungan silaturahmi yang tidak ada putus-putusnya.
Masjid Rahmatan lil Alamin ini merupakan karya monumental umat Islam
pada awal milenium ketiga ini. Masjid yang akan menjadi simbol
kebangkitan Islam yang Rahmatan lil Alamin, sekaligus bermakna
kebangkitan bangsa Indonesia.
Berbiaya 14 Juta Dolar AS
Sebelum membangun Masjid Rahmatan lil Alamin, Al-Zaytun untuk pertama kali membangun Masjid Al-Hayat, sebagai masjid persiapan I’dadi. Masjid Al-Hayat dibangun di atas tanah seluas 5.000 m2 dengan dua lantai yang dapat menampung kurang lebih 7.000 jamaah. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 1 Januari 1999 dan pengerjaannya selesai dalam kurun waktu 3 bulan.
Kemudian, sehubungan pesatnya pertambahan jumlah
santri dan penghuni Al-Zaytun menyebabkan Masjid Al-Hayat sudah tidak
mampu lagi menampung jamaah, baik pada hari-hari biasa maupun Jumat.
Sehingga Al-Zaytun kemudian membangun masjid lebih besar yang diberi
nama Masjid Rahmatan lil Alamin.
Masjid Rahmatan lil Alamin
memerlukan biaya kurang lebih 14 juta dollar Amerika atau sekitar Rp 100
milyar lebih. Setelah Masjid Rahmatan lil Alamin digunakan, bangunan
Al-Hayat akan difungsikan untuk perpustakaan Al-Zaytun.
Pembangunan Rahmatan lil Alamin boleh dibilang merupakan satu tonggak
sejarah pembangunan sebuah simbol dan monumen kebesaran umat Islam dan
kebesaran bangsa di negeri ini. Peletakan batu asas masjid ini merupakan
sebuah catatan sejarah yang menarik. Diawali saat memasuki gerbang
tahun baru Hijriah 1 Muharam 1421 H. Saat itu, puluhan ribu umat Islam
dan sejumlah sahabat beriman lainnya berkumpul merayakan tahun baru 1
Muharam 1421 H di Al-Zaytun sekaligus bersatu hati untuk secara bersama
melakukan peletakan batu asas masjid Rahmatan lil Alamin. Peletakan batu
asas diawali dan dipimpin oleh Syaykh Abdussalam Panji Gumilang
didampingi para eksponen dan segenap civitas Al-Zaytun yang sekaligus
mewakili sejumlah umat Islam. Kemudian disusul sejumlah tokoh dan
undangan lainnya, di antaranya R Nuriana, Gubernur Kepala Daerah Tingkat
Satu Jawa Barat saat itu, dan sejumlah sahabat beriman lainnya.
Peletakan batu asas tidak berhenti hanya hari itu, tetapi terus
dilanjutkan secara simultan oleh para umat Islam dan sahabat beriman
selama tiga bulan.
Begitulah kisah peletakan batu asas
pembangunan masjid yang menjadi induk dari semua karya besar yang
menumental di Al-Zaytun, yang kelak diyakini akan diukir sejarah sebagai
simbol kebesaran dan kebangkitan bangsa ini.
Di samping memiliki
areal yang luas dengan daya tampung yang besar, Masjid Rahmatan lil
Alamin juga mempunyai seni artistik yang tinggi, ditambah dengan dom
(kubah) yang besar yang dilapisi bahan seperti emas yang maknanya agar
Indonesia dapat tampil berkualitas emas.
Suasana saat
berlangsungnya pelaksanaan acara peletakan batu asas tersebut begitu
meriah. Selain Gubernur Daerah Tingkat Satu Jawa Barat turut hadir pula
seluruh Kepala Daerah Tingkat dua yang ada di Jawa Barat, juga
kelompok-kelompok pengajian yang datang dari seluruh Indonesia dan para
undangan dalam negeri serta dari negeri jiran Singapura dan Malaysia,
ditambah ribuan masyarakat yang ingin berpartisipasi bersodaqoh untuk
pembangunan Masjid Rahmatan lil Alamin.
Kemudian, peletakan batu
pertama Masjid Rahmatan lil Alamin ini dilangsungkan setelah masa 100
hari sejak dimulainya perletakan batu asas. Bermakna bahwa selama 100
hari setiap tamu yang berkunjung ke Al-Zaytun diperkenankan untuk ikut
andil meletakan batu asasnya.
Sebagai simbol keberadaan umat
Islam, sudah barang tentu apabila pembangunan sebuah masjid
menggambarkan nilai-nilai keimanan dan ajaran-ajaran Islam itu sendiri,
hal ini seperti diuraikan oleh Syaykh Al-Zaytun dalam sambutannya dengan
menjelaskan filosofi yang terkandung dalam pembangunan Masjid Rahmatan
lil Alamin tersebut.
Pada kesempatan peletakan batu asas itu,
para koordinator/persatuan wali santri seluruh provinsi di Indonesia dan
luar negeri, kelompok-kelompok pengajian, institusi pendidikan,
perusahaan dan instansi-instansi pemerintah/swasta maupun keluarga atau
perorangan yang hadir, turut serta menyumbang dengan ikhlas untuk
membiayai pembangunan masjid ini. Mereka semua tentunya merupakan
perwujudan kebesaran dan kesatuan umat Islam.
Gubernur Jawa Barat
Nuriana dalam sambutannya ketika itu (Majalah Al-Zaytun, Edisi IV,
April 2000) mengharapkan semoga dengan dibangunnya Masjid Rahmatan lil
Alamin ini nantinya dapat menjawab tantangan zaman, mencerminkan
nilai-nilai moral keadilan, sejalan dengan tanggung jawab sosial, adanya
orientasi ilmu, serta adanya pendekatan yang tidak sesuai dengan
perkembangan pembangunan segera dapat dirubah dengan menjiwai moralitas
ajaran agama yang semata-mata sebagai sarana ibadah kepada Allah.
Nuriana mengatakan, di tengah dominasi iptek yang besar sekali
pengaruhnya pada manusia dan arus globalisasi yang memengaruhi sistem
etika, moral bahkan berpengaruh terhadap kedaulatan negara, untuk itu
hendaklah masjid dapat dijadikan sebagai perwujudan situasi sosial
masyarakat, tempat komunitas yang menjalankan berbagai aktivitas
pengabdian kepada Allah, sekaligus dapat menciptakan iklim solidaritas
dengan sesamanya, tempat bermusyawarah para jamaahnya untuk menyusun
strategi kebijakan, dalam rangka membangun kualitas kehidupan yang lebih
baik.
“Jadi bukan hanya dijadikan kebanggaan semata dan tempat
ibadah ritual saja, hingga hanya menjadi sebuah bangunan yang dibatasi
oleh dinding-dinding penyekat tertentu,” jelas Nuriana.
Telaten
Pelaksanaan pembangunan masjid ini dilakukan dengan telaten. Untuk sistem pondasi, misalnya, dibuat dengan sistem pondasi kapal. “Sebenarnya, nama resminya raft foundation atau pondasi rakit. Namun, kalau rakit kan maknanya kecil maka kami sempurnakan menjadi pondasi kapal,” jelas Ir Djamal M. Abdat, Pimpinan Tanmiyah Al-Zaytun.
Sementara, untuk menyempurnakan desain Masjid Rahmatan lil Alamin,
Syaykh Al-Zaytun Dr Abdussalam Panji Gumilang, langsung memimpin tim
beranggota M Natsir Abdul Qadir, M Yusuf Rasyidi dan Ir Bambang T Abdul
Syukur, pada akhir Oktober melakukan perjalanan ke Spanyol untuk melihat
secara langsung model arsitektur di Al-Hambra, Cordoba yang terkenal
itu. Kemudian ke Mesir, untuk melihat model bangunan arsitektur
masjid-masjid bersejarah yang punya nilai arsitektur yang tinggi.
Arsitektur Masjid Rahmatan lil Alamin dibuat dengan memadukan model
arsitektur di seluruh dunia. Hal ini dilakukan karena Masjid Rahmatan
lil Alamin akan menjadi sebuah masjid monumental karya umat Islam di
abad 21. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan menyeluruh dari semua
gaya arsitektur yang ada di dunia ini.
Saat ini, masjid ini telah
mulai dilapisi dengan granit yang diimpor dari RRC, mulai seluruh
lantai dan dindingnya. Harga per keping granit ini sekitar Rp 400.000.
“Untuk keperluan ini tak kurang dari 70.000 meter persegi granit yang
dibutuhkan”, jelas Syaykh Panji Gumilang. Dan sesuai dengan namanya
Rahmatan lil Alamin, masjid yang akan menebar rahmat, menebar kasih
hingga akan tercipta hubungan silaturahmi yang tidak ada putus-putusnya.
Barangkali menarik dikisahkan sepenggal pengalaman para pekerja
kontruksi yang terlibat dalam pembangunan Masjid Rahmatan lil Alamin
ini. Terutama mereka yang bekerja di ketinggian ketika merangkai
kerangka lengkung struktur pembentuk kubah besar masjid ini. Bekerja di
ketinggian bukan pekerjaan yang bisa dilakukan sembarang orang. Orang
yang takut ketinggian jangan harap bisa melakukannya. Selain itu, mereka
harus memiliki ketahanan mental dan fisik, sebab pada ketinggian di
atas 40 meter ke atas angin berhembus lebih kencang dari pada di
daratan. “Di ketinggian 15 meter saja angin sudah kencang,” kata salah
seorang karyawan Al-Zaytun sub unit erection.
Sekadar pembanding,
memanjat sebuah tower transmisi listrik saja sudah memerlukan tenaga
besar. Sampai di atas bukan tujuan akhir melainkan hanya sebuah langkah
awal. Di ketinggian itu mereka mesti melakukan pekerjaan spesifik yang
terkadang dilakukan sambil berdiri di atas sebatang besi kerangka.
Begitu pula dalam proses ereksi kerangka bangunan yang di Al-Zaytun
seluruhnya menggunakan baja WF. Terkadang seorang petugas mesti
bergelayutan di rangka-rangka baja yang sedang dikerek tower crane.
Pemandangan menegangkan begitu terasa ketika para petugas sub unit
erection tengah merangkai kerangka-kerangka lengkung struktur pembentuk
kubah besar Masjid Rahmatan lil Alamin. Bayangkan, mereka harus
bergelayutan dan memanjat baja WF lengkung sepanjang 24 m di atas
ketinggian 80 m untuk menyambung belalai-belalai WF pembentuk kubah
besar itu. Atau ketika harus mengencangkan baut-baut perangkai dan
kemudian mengelasnya.
Menurut A Daud yang sejak awal menjadi
komandan unit pabrikasi, setiap pekerja di unitnya dituntut mampu
mengelas, sebab semua rangkaian konstruksi baja, selain diikat dengan
baut mesti diperkuat dengan sambungan las. Pada saat-saat seperti ini,
keseimbangan tubuh menjadi vital.
Salah fatal, tak seimbang, atau
grogi, nyawa menjadi taruhannya. Bagi orang yang takut ketinggian,
jangankan untuk merangkai struktur baja yang beratnya berton-ton,
berdiri di sebatang WF saja pasti sudah gemetar. Terlalu lama, keringat
dingin bisa mengucur.
Tak salah jika para pekerja spesialis
perangkai konstruksi baja merupakan para pekerja yang betul-betul sudah
teruji. Sebagai contoh, di sub unit erection Al-Zaytun, seseorang yang
diperkenankan bekerja di ketinggian telah melalui proses seleksi alam.
Pertama sekali jika mampu bekerja merangkai baja hingga satu lantai,
ditingkatkan hingga dua lantai. Begitu seterusnya. Menurut salah seorang
karyawan unit ini, suatu ketika salah seorang rekan berkeringat dingin,
padahal baru di ketinggian dua lantai. Komandan unit yang bijaksana
akhirnya memutuskan rekan tersebut tak lagi bertugas di ketinggian.
Keputusan seperti itu menjadi bagian terpenting dalam proses pekerjaan
konstruksi. Bagaimanapun, keselamatan kerja tak boleh terabaikan.
Terkadang kelalaian kecil berakibat besar. Satu baut kendur, terkadang
harus dibayar dengan kecelakaan kerja.
Jelas, hal-hal seperti itu
mesti diantisipasi dengan sebuah sistem. Maka sebelum memulai
pekerjaan, setiap komandan subunit tak boleh alpa mencek kesiapan
personil dan peralatan kerja yang digunakan mengingat wilayah kerja unit
ini berisiko tinggi.
Setelah melihat keanggunan dan keagungan
masjid ini, meski belum rampung seluruhnya, hasil jerih payah para
pekerja itu terasa menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan yang nilainya
lebih besar dari jerih payah dan segala risiko yang mereka hadapi itu.
Masjid ini adalah sebuah karya besar yang patut dicatat sebagai simbol
kebangkitan bangsa ini. Bahkan lebih dari itu, sebagai simbol
pengagungan dan ketakwaan manusia kepada Allah.
Namun lantaran di
bawah lantai satu masjid ini ada basement, entah kenapa, sempat ada
pihak-pihak yang mencurigai basement ini sebagai bunker. Konon,
kecurigaan itu muncul, karena pada saat proses pengerjaan konstruksi
masjid ini para pengunjung dianjurkan untuk tidak memasuki bangunan
masjid ini. Padahal anjuran itu disampaikan adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan. Sebab satu batu kecil saja terjatuh dari atas
akan bisa mengakibatkan kepala seseorang pecah atau bocor.
Namun
saat pengerjaannya sudah dalam proses finishing, para pengunjung sudah
diperkenankan memasuki bangunan ini, termasuk melihat dari dekat
basement masjid ini. Kami dari tim Berita Indonesia juga memasuki
basement ini. Tidak terlihat ada bunker di situ. Basement itu sedang
ditata dengan membaginya terdiri dari beberapa ruangan yang kelak bisa
digunakan untuk berbagai keperluan.
Kini, kendati belum rampung,
masjid yang direncanakan mampu menampung 150 ribu jamaah ini telah
digunakan dalam berbagai acara besar, seperti Idul Fitri, Idul Adha,
peringatan 1 Muharram dan acara-acara besar lainnya. Dalam acara-acara
itu pulalah dilakukan penggalangan dana untuk pembangunan Masjid
Rahmatan lil Alamin dari jamaah yang hadir.
Setelah Masjid
Rahmatan lil Alamin kelak difungsikan sepenuhnya, bangunan Al-Hayat akan
digunakan untuk perpustakaan Al-Zaytun. Saat ini, Masjid Al-Hayat,
masih merupakan pusat kegiatan seluruh penghuni Al-Zaytun dari subuh
sampai dengan Isya’. Di masjid ini para pengunjung Al-Zaytun akan
melihat kegiatan shalat berjamaah dan tadarus al-Quran yang dilakukan
oleh seluruh penghuni Al-Zaytun.
Di masjid inilah setiap hari
Jumat Syaykh AS Panji Gumilang memberikan pengarahan khasnya kepada para
santri dan seluruh penghuni kampus, dan merupakan acara khusus yang
sangat menarik dan selalu mendapatkan respons dari jamaah Shalat Jumat.
Syaykh selalu memberikan tekanan agar kelak para santri mampu berkiprah
dalam kemandirian, dan sanggup mewarnai kehidupan masyarakat
sekelilingnya.
Fasilitas Lainnya
Selain fasilitas gedung pembelajaran, asrama dan dapur modern serta masjid terbesar di Asia Tenggara, kampus ini juga dilengkapi bangunan wisma tamu Al-Ishlah. Wisma ini ditempatkan di sebelah selatan Masjid Al-Hayat dengan luas lantai 7.600 m2, bangunan lima lantai, dengan 150 kamar tidur tamu dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti; coffee shop, meeting room, dan pendukung lainnya. Wisma ini mulai dibangun tanggal 1 Juli 1999, selesai 27 Oktober 2001. Selain itu, bangunan wisma tamu khusus akan ditempatkan di sebelah selatan entrance utama arena pendidikan.
Juga dilengkapi perkhidmatan kesihatan (hospital), bangunan
administrasi pusat dan rektorat. Saat ini Perkhidmatan Kesihatan dengan
masih mengambil tempat lantai dasar bangunan pembelajaran Umar Ibnu
Khaththab, berfungsi memberikan pelayanan kesihatan kepada seluruh
santri, para guru, dan civitas Al-Zaytun lainnya serta masyarakat
sekitar. Khusus masyarakat di tiga desa yang telah berpartisipasi dalam
pengadaan lahan wakaf, diberikan konsultasi kesihatan secara cuma-cuma.
Pembangunan gedung Perkhidmatan Kesihatan (hospital), direncanakan di
sebelah selatan arena pendidikan dengan luas lantai 22.000 m2 yang
pembangunannya dilakukan secara bertahap. Hospital ini direncanakan pula
pada masa depan sebagai sarana pendukung untuk Fakultas Kedokteran
Universitas Al-Zaytun Indonesia.
Dalam rangka pendukung sarana
pendidikan dan berbagai sarana lainnya dalam kawasan Al-Zaytun juga
dibangun jaringan komputer sentral yang menjangkau seluruh unit sarana
pendidikan, jaringan sound system, jaringan telepon, dan jaringan
listrik dari PLN dan dengan back up generator listrik (genset sebanyak
18 unit).
Semua aktivitas Al-Zaytun dilayani dari bangunan
administrasi pusat dan bangunan rektorat yang berada di sebelah selatan
Masjid Rahmatan lil Alamin.
Oleh Drs Ch Robin Simanullang (Berita Indonesia 45)
Masjid ini awal
pembangunannya dimulakan pada tanggal 5 April 2000. Terletak di Kampus
Al Zaytun tepatnya di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Indramayu Jawa
Barat. Masjid ini baru rampung sekitar 25 % dari penyelesaian, nanti
setelah rampung diperkirakan bisa menampung 150.000 jamah. Dibangun di
atas area seluas 6,5 hektar dan memiliki 7 lantai yang berukuran 99 x 99
meter. Lantai ketujuh disebut sebagai atap masjid, satu-satunya masjid
yang atapnya bisa menampung kurang lebih 4000 jamaah. Selain itu masjid
ini memiliki lima buah kubah : satu kubah yang besar yang dikelilingi
oleh empat kubah yang lebih kecil seperempat lingkaran, Empat kubah
kecil itu merupakan simbol dari empat mazhab besar di dunia : Hanafi,
Maliki, Safi'i dan Hambali. Sedangkan kubah besarnya merupakan risalah
Muhammad yang menaungi keempat mazhab tadi. Dan pada setiap puncak sudut
masjid terdapat delapan kubah yang melambangkan delapanpenjuru mata
angin sebagai simbol seluruh penjuru dunia.
Masjid ini mempunyai total ketinggian 73.125 meter hingga ke puncak
kubah, dimana dari setiap lantai jamah bisa melihat imam di mihrab,
mihrabnya sendiri memiliki tinggi 15 meter. Konstruksi, pondasi dan
interior masjid ini dirancang bisa tahan ratusan hingga ribuan tahun.
Pondasi masjid ini dirancang tahan gempa karena menggunakan pondasi
kapal atau oleh kalangan insinyur sipil disebut raft Pondation. Cara
kerjanya: tatkala terjadi gempa bumi, masjid seolah-olah sepertia kapal
yang berada diantara buaian gelombang air laut. Sementara struktur
pondasinya menggunakan pakubumi. Kerangka Masjid ini menggunkan baja
berkualitas terbaik di dunia yang di impor dari Polandia, Rusia dan
Korea. Jumlah tiang baja yang digunakan sebagai struktur mencapai 4.117
tiang baja, terdiri dari 3.812 baja WF dan 305 baja H.300.
Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini bergaya tradisonal kontemporer. Desainnya
mencakupi masjid-masjid di seluruh dunia. Bentuk lengkungan pada mihrab
misalnya mengadopsi lengkungan maqsura masjid Cordoba yang dibangun
oleh Umayyah. Sedangkan bentuk lengkungan pada empat gerbang utama
masjid mengadopsi lengkungan yang lazim digunakan pada masjid di Mesir
yang dibangun oleh Fatimiyah. Dan sebagai prasyarat untuk ketahannnya
digunakan bahan granit. "Granit bisa tahan ratusan bahkan ribuan tahun".
Masjid ini rencananya memiliki empat menara namun yang akan diselesaikan
satu menara terlebih dahulu. Nama menaranya adalah Menara Pemuda dan
Perdamaian. Menurut beberapa kalangan, menara masjid ini akan menjadi
menara masjid yang tertinggi di Indonesia, tinggi menara tersebut 136,8
meter. Bandingkan dengan tinggi Mona yang 115 meter dan Menara Masjid
Agung Surabaya yang 99 meter. Bahkan menara ini lebih tinggi daripada
Menara Masjid Nabawi yang 105 meter.
Tidak seperti umumnya masjid-masjid di Indonesia yang dibangun atas
bantuan dari Timur Tengah, dan kita semestinya bisa berbangga bahwa
pembangunan masjid Rahmatan Lil-Alamin ini murni dari biaya
urunan/patungan dan diarsiteki oleh anak bangsa Indonesia sendiri. Akhir
Desember 2014, Syeikh Al Zaytun AS. Panji Gumilang mencanangkan program
untuk penyelesaian Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini yang bernama JAMMAS
(Jahe Ma'had Al Zaytun Membangun Masjid) yaitu dengan menanam jahe yang
nanti hasilnya digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid RLA
(Rahmatan Lil-ALamin). Sungguh suatu cara yang elok dan elegan yang
kiranya bisa menjadi inspirasi buat kita semua.
Bagi siapa saja yang berminat mendonasikan hartanya yang diberikan Allah
untuk ikut andil dalam penyelesaian masjid RLA ini semoga Allah
membalas amal perbuatannya dengan pahala yang berlipat ganda.
Beberapa Hadist tentang keutamaan Membangun Masjid :
“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid kerena mengharap ridha Allah
SWT maka Allah akan membangun untuknya seperti yang telah ia bangun
dalam surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
"
14237201131854306227
Masjid Rahmatan Lil Alamin
14237201711834977818
Maket Masjid Rahmatan Lil Alamin
Barangsiapa membangun masjid Allah yg di dalamnya digunakan untuk
berdzikir kepada Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di
surga. "Barangsiapa membangun masjid dari hartanya, maka Allah akan
membangunkan baginya istana di surga.Barangsiapa membangun masjid karena
Allah meski sebesar sangkar burung, atau bahkan lebih kecil dari itu,
maka Allah akan membangunkan baginya satu istana di surga" (HR. Ibnu
Majah)
Dalam riwayat lain disebutkan dengan redaksi, “maka Allah akan membangun
untuknya sebuah rumah yang lebih luas dari (masjid itu).” (HR Ahmad)
Semoga Bermanfaat.
Robeto Koba
/robeto_koba
TERVERIFIKASI
Belajar Menulis untuk memperluas Cakrawala dan menjembatani perbedaan
agar hidup bisa toleran dan damai...Semoga
Selengkapnya...
IKUTI
Share
647
0
Memuat...
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, S
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Masjid ini awal
pembangunannya dimulakan pada tanggal 5 April 2000. Terletak di Kampus
Al Zaytun tepatnya di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Indramayu Jawa
Barat. Masjid ini baru rampung sekitar 25 % dari penyelesaian, nanti
setelah rampung diperkirakan bisa menampung 150.000 jamah. Dibangun di
atas area seluas 6,5 hektar dan memiliki 7 lantai yang berukuran 99 x 99
meter. Lantai ketujuh disebut sebagai atap masjid, satu-satunya masjid
yang atapnya bisa menampung kurang lebih 4000 jamaah. Selain itu masjid
ini memiliki lima buah kubah : satu kubah yang besar yang dikelilingi
oleh empat kubah yang lebih kecil seperempat lingkaran, Empat kubah
kecil itu merupakan simbol dari empat mazhab besar di dunia : Hanafi,
Maliki, Safi'i dan Hambali. Sedangkan kubah besarnya merupakan risalah
Muhammad yang menaungi keempat mazhab tadi. Dan pada setiap puncak sudut
masjid terdapat delapan kubah yang melambangkan delapanpenjuru mata
angin sebagai simbol seluruh penjuru dunia.
Masjid ini mempunyai total ketinggian 73.125 meter hingga ke puncak
kubah, dimana dari setiap lantai jamah bisa melihat imam di mihrab,
mihrabnya sendiri memiliki tinggi 15 meter. Konstruksi, pondasi dan
interior masjid ini dirancang bisa tahan ratusan hingga ribuan tahun.
Pondasi masjid ini dirancang tahan gempa karena menggunakan pondasi
kapal atau oleh kalangan insinyur sipil disebut raft Pondation. Cara
kerjanya: tatkala terjadi gempa bumi, masjid seolah-olah sepertia kapal
yang berada diantara buaian gelombang air laut. Sementara struktur
pondasinya menggunakan pakubumi. Kerangka Masjid ini menggunkan baja
berkualitas terbaik di dunia yang di impor dari Polandia, Rusia dan
Korea. Jumlah tiang baja yang digunakan sebagai struktur mencapai 4.117
tiang baja, terdiri dari 3.812 baja WF dan 305 baja H.300.
Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini bergaya tradisonal kontemporer. Desainnya
mencakupi masjid-masjid di seluruh dunia. Bentuk lengkungan pada mihrab
misalnya mengadopsi lengkungan maqsura masjid Cordoba yang dibangun
oleh Umayyah. Sedangkan bentuk lengkungan pada empat gerbang utama
masjid mengadopsi lengkungan yang lazim digunakan pada masjid di Mesir
yang dibangun oleh Fatimiyah. Dan sebagai prasyarat untuk ketahannnya
digunakan bahan granit. "Granit bisa tahan ratusan bahkan ribuan tahun".
Masjid ini rencananya memiliki empat menara namun yang akan diselesaikan
satu menara terlebih dahulu. Nama menaranya adalah Menara Pemuda dan
Perdamaian. Menurut beberapa kalangan, menara masjid ini akan menjadi
menara masjid yang tertinggi di Indonesia, tinggi menara tersebut 136,8
meter. Bandingkan dengan tinggi Mona yang 115 meter dan Menara Masjid
Agung Surabaya yang 99 meter. Bahkan menara ini lebih tinggi daripada
Menara Masjid Nabawi yang 105 meter.
Tidak seperti umumnya masjid-masjid di Indonesia yang dibangun atas
bantuan dari Timur Tengah, dan kita semestinya bisa berbangga bahwa
pembangunan masjid Rahmatan Lil-Alamin ini murni dari biaya
urunan/patungan dan diarsiteki oleh anak bangsa Indonesia sendiri. Akhir
Desember 2014, Syeikh Al Zaytun AS. Panji Gumilang mencanangkan program
untuk penyelesaian Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini yang bernama JAMMAS
(Jahe Ma'had Al Zaytun Membangun Masjid) yaitu dengan menanam jahe yang
nanti hasilnya digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid RLA
(Rahmatan Lil-ALamin). Sungguh suatu cara yang elok dan elegan yang
kiranya bisa menjadi inspirasi buat kita semua.
Bagi siapa saja yang berminat mendonasikan hartanya yang diberikan Allah
untuk ikut andil dalam penyelesaian masjid RLA ini semoga Allah
membalas amal perbuatannya dengan pahala yang berlipat ganda.
Beberapa Hadist tentang keutamaan Membangun Masjid :
“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid kerena mengharap ridha Allah
SWT maka Allah akan membangun untuknya seperti yang telah ia bangun
dalam surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Masjid ini awal
pembangunannya dimulakan pada tanggal 5 April 2000. Terletak di Kampus
Al Zaytun tepatnya di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Indramayu Jawa
Barat. Masjid ini baru rampung sekitar 25 % dari penyelesaian, nanti
setelah rampung diperkirakan bisa menampung 150.000 jamah. Dibangun di
atas area seluas 6,5 hektar dan memiliki 7 lantai yang berukuran 99 x 99
meter. Lantai ketujuh disebut sebagai atap masjid, satu-satunya masjid
yang atapnya bisa menampung kurang lebih 4000 jamaah. Selain itu masjid
ini memiliki lima buah kubah : satu kubah yang besar yang dikelilingi
oleh empat kubah yang lebih kecil seperempat lingkaran, Empat kubah
kecil itu merupakan simbol dari empat mazhab besar di dunia : Hanafi,
Maliki, Safi'i dan Hambali. Sedangkan kubah besarnya merupakan risalah
Muhammad yang menaungi keempat mazhab tadi. Dan pada setiap puncak sudut
masjid terdapat delapan kubah yang melambangkan delapanpenjuru mata
angin sebagai simbol seluruh penjuru dunia.
Masjid ini mempunyai total ketinggian 73.125 meter hingga ke puncak
kubah, dimana dari setiap lantai jamah bisa melihat imam di mihrab,
mihrabnya sendiri memiliki tinggi 15 meter. Konstruksi, pondasi dan
interior masjid ini dirancang bisa tahan ratusan hingga ribuan tahun.
Pondasi masjid ini dirancang tahan gempa karena menggunakan pondasi
kapal atau oleh kalangan insinyur sipil disebut raft Pondation. Cara
kerjanya: tatkala terjadi gempa bumi, masjid seolah-olah sepertia kapal
yang berada diantara buaian gelombang air laut. Sementara struktur
pondasinya menggunakan pakubumi. Kerangka Masjid ini menggunkan baja
berkualitas terbaik di dunia yang di impor dari Polandia, Rusia dan
Korea. Jumlah tiang baja yang digunakan sebagai struktur mencapai 4.117
tiang baja, terdiri dari 3.812 baja WF dan 305 baja H.300.
Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini bergaya tradisonal kontemporer. Desainnya
mencakupi masjid-masjid di seluruh dunia. Bentuk lengkungan pada mihrab
misalnya mengadopsi lengkungan maqsura masjid Cordoba yang dibangun
oleh Umayyah. Sedangkan bentuk lengkungan pada empat gerbang utama
masjid mengadopsi lengkungan yang lazim digunakan pada masjid di Mesir
yang dibangun oleh Fatimiyah. Dan sebagai prasyarat untuk ketahannnya
digunakan bahan granit. "Granit bisa tahan ratusan bahkan ribuan tahun".
Masjid ini rencananya memiliki empat menara namun yang akan diselesaikan
satu menara terlebih dahulu. Nama menaranya adalah Menara Pemuda dan
Perdamaian. Menurut beberapa kalangan, menara masjid ini akan menjadi
menara masjid yang tertinggi di Indonesia, tinggi menara tersebut 136,8
meter. Bandingkan dengan tinggi Mona yang 115 meter dan Menara Masjid
Agung Surabaya yang 99 meter. Bahkan menara ini lebih tinggi daripada
Menara Masjid Nabawi yang 105 meter.
Tidak seperti umumnya masjid-masjid di Indonesia yang dibangun atas
bantuan dari Timur Tengah, dan kita semestinya bisa berbangga bahwa
pembangunan masjid Rahmatan Lil-Alamin ini murni dari biaya
urunan/patungan dan diarsiteki oleh anak bangsa Indonesia sendiri. Akhir
Desember 2014, Syeikh Al Zaytun AS. Panji Gumilang mencanangkan program
untuk penyelesaian Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini yang bernama JAMMAS
(Jahe Ma'had Al Zaytun Membangun Masjid) yaitu dengan menanam jahe yang
nanti hasilnya digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid RLA
(Rahmatan Lil-ALamin). Sungguh suatu cara yang elok dan elegan yang
kiranya bisa menjadi inspirasi buat kita semua.
Bagi siapa saja yang berminat mendonasikan hartanya yang diberikan Allah
untuk ikut andil dalam penyelesaian masjid RLA ini semoga Allah
membalas amal perbuatannya dengan pahala yang berlipat ganda.
Beberapa Hadist tentang keutamaan Membangun Masjid :
“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid kerena mengharap ridha Allah
SWT maka Allah akan membangun untuknya seperti yang telah ia bangun
dalam surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Masjid ini awal
pembangunannya dimulakan pada tanggal 5 April 2000. Terletak di Kampus
Al Zaytun tepatnya di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Indramayu Jawa
Barat. Masjid ini baru rampung sekitar 25 % dari penyelesaian, nanti
setelah rampung diperkirakan bisa menampung 150.000 jamah. Dibangun di
atas area seluas 6,5 hektar dan memiliki 7 lantai yang berukuran 99 x 99
meter. Lantai ketujuh disebut sebagai atap masjid, satu-satunya masjid
yang atapnya bisa menampung kurang lebih 4000 jamaah. Selain itu masjid
ini memiliki lima buah kubah : satu kubah yang besar yang dikelilingi
oleh empat kubah yang lebih kecil seperempat lingkaran, Empat kubah
kecil itu merupakan simbol dari empat mazhab besar di dunia : Hanafi,
Maliki, Safi'i dan Hambali. Sedangkan kubah besarnya merupakan risalah
Muhammad yang menaungi keempat mazhab tadi. Dan pada setiap puncak sudut
masjid terdapat delapan kubah yang melambangkan delapanpenjuru mata
angin sebagai simbol seluruh penjuru dunia.
Masjid ini mempunyai total ketinggian 73.125 meter hingga ke puncak
kubah, dimana dari setiap lantai jamah bisa melihat imam di mihrab,
mihrabnya sendiri memiliki tinggi 15 meter. Konstruksi, pondasi dan
interior masjid ini dirancang bisa tahan ratusan hingga ribuan tahun.
Pondasi masjid ini dirancang tahan gempa karena menggunakan pondasi
kapal atau oleh kalangan insinyur sipil disebut raft Pondation. Cara
kerjanya: tatkala terjadi gempa bumi, masjid seolah-olah sepertia kapal
yang berada diantara buaian gelombang air laut. Sementara struktur
pondasinya menggunakan pakubumi. Kerangka Masjid ini menggunkan baja
berkualitas terbaik di dunia yang di impor dari Polandia, Rusia dan
Korea. Jumlah tiang baja yang digunakan sebagai struktur mencapai 4.117
tiang baja, terdiri dari 3.812 baja WF dan 305 baja H.300.
Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini bergaya tradisonal kontemporer. Desainnya
mencakupi masjid-masjid di seluruh dunia. Bentuk lengkungan pada mihrab
misalnya mengadopsi lengkungan maqsura masjid Cordoba yang dibangun
oleh Umayyah. Sedangkan bentuk lengkungan pada empat gerbang utama
masjid mengadopsi lengkungan yang lazim digunakan pada masjid di Mesir
yang dibangun oleh Fatimiyah. Dan sebagai prasyarat untuk ketahannnya
digunakan bahan granit. "Granit bisa tahan ratusan bahkan ribuan tahun".
Masjid ini rencananya memiliki empat menara namun yang akan diselesaikan
satu menara terlebih dahulu. Nama menaranya adalah Menara Pemuda dan
Perdamaian. Menurut beberapa kalangan, menara masjid ini akan menjadi
menara masjid yang tertinggi di Indonesia, tinggi menara tersebut 136,8
meter. Bandingkan dengan tinggi Mona yang 115 meter dan Menara Masjid
Agung Surabaya yang 99 meter. Bahkan menara ini lebih tinggi daripada
Menara Masjid Nabawi yang 105 meter.
Tidak seperti umumnya masjid-masjid di Indonesia yang dibangun atas
bantuan dari Timur Tengah, dan kita semestinya bisa berbangga bahwa
pembangunan masjid Rahmatan Lil-Alamin ini murni dari biaya
urunan/patungan dan diarsiteki oleh anak bangsa Indonesia sendiri. Akhir
Desember 2014, Syeikh Al Zaytun AS. Panji Gumilang mencanangkan program
untuk penyelesaian Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini yang bernama JAMMAS
(Jahe Ma'had Al Zaytun Membangun Masjid) yaitu dengan menanam jahe yang
nanti hasilnya digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid RLA
(Rahmatan Lil-ALamin). Sungguh suatu cara yang elok dan elegan yang
kiranya bisa menjadi inspirasi buat kita semua.
Bagi siapa saja yang berminat mendonasikan hartanya yang diberikan Allah
untuk ikut andil dalam penyelesaian masjid RLA ini semoga Allah
membalas amal perbuatannya dengan pahala yang berlipat ganda.
Beberapa Hadist tentang keutamaan Membangun Masjid :
“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid kerena mengharap ridha Allah
SWT maka Allah akan membangun untuknya seperti yang telah ia bangun
dalam surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
"
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Masjid ini awal
pembangunannya dimulakan pada tanggal 5 April 2000. Terletak di Kampus
Al Zaytun tepatnya di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Indramayu Jawa
Barat. Masjid ini baru rampung sekitar 25 % dari penyelesaian, nanti
setelah rampung diperkirakan bisa menampung 150.000 jamah. Dibangun di
atas area seluas 6,5 hektar dan memiliki 7 lantai yang berukuran 99 x 99
meter. Lantai ketujuh disebut sebagai atap masjid, satu-satunya masjid
yang atapnya bisa menampung kurang lebih 4000 jamaah. Selain itu masjid
ini memiliki lima buah kubah : satu kubah yang besar yang dikelilingi
oleh empat kubah yang lebih kecil seperempat lingkaran, Empat kubah
kecil itu merupakan simbol dari empat mazhab besar di dunia : Hanafi,
Maliki, Safi'i dan Hambali. Sedangkan kubah besarnya merupakan risalah
Muhammad yang menaungi keempat mazhab tadi. Dan pada setiap puncak sudut
masjid terdapat delapan kubah yang melambangkan delapanpenjuru mata
angin sebagai simbol seluruh penjuru dunia.
Masjid ini mempunyai total ketinggian 73.125 meter hingga ke puncak
kubah, dimana dari setiap lantai jamah bisa melihat imam di mihrab,
mihrabnya sendiri memiliki tinggi 15 meter. Konstruksi, pondasi dan
interior masjid ini dirancang bisa tahan ratusan hingga ribuan tahun.
Pondasi masjid ini dirancang tahan gempa karena menggunakan pondasi
kapal atau oleh kalangan insinyur sipil disebut raft Pondation. Cara
kerjanya: tatkala terjadi gempa bumi, masjid seolah-olah sepertia kapal
yang berada diantara buaian gelombang air laut. Sementara struktur
pondasinya menggunakan pakubumi. Kerangka Masjid ini menggunkan baja
berkualitas terbaik di dunia yang di impor dari Polandia, Rusia dan
Korea. Jumlah tiang baja yang digunakan sebagai struktur mencapai 4.117
tiang baja, terdiri dari 3.812 baja WF dan 305 baja H.300.
Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini bergaya tradisonal kontemporer. Desainnya
mencakupi masjid-masjid di seluruh dunia. Bentuk lengkungan pada mihrab
misalnya mengadopsi lengkungan maqsura masjid Cordoba yang dibangun
oleh Umayyah. Sedangkan bentuk lengkungan pada empat gerbang utama
masjid mengadopsi lengkungan yang lazim digunakan pada masjid di Mesir
yang dibangun oleh Fatimiyah. Dan sebagai prasyarat untuk ketahannnya
digunakan bahan granit. "Granit bisa tahan ratusan bahkan ribuan tahun".
Masjid ini rencananya memiliki empat menara namun yang akan diselesaikan
satu menara terlebih dahulu. Nama menaranya adalah Menara Pemuda dan
Perdamaian. Menurut beberapa kalangan, menara masjid ini akan menjadi
menara masjid yang tertinggi di Indonesia, tinggi menara tersebut 136,8
meter. Bandingkan dengan tinggi Mona yang 115 meter dan Menara Masjid
Agung Surabaya yang 99 meter. Bahkan menara ini lebih tinggi daripada
Menara Masjid Nabawi yang 105 meter.
Tidak seperti umumnya masjid-masjid di Indonesia yang dibangun atas
bantuan dari Timur Tengah, dan kita semestinya bisa berbangga bahwa
pembangunan masjid Rahmatan Lil-Alamin ini murni dari biaya
urunan/patungan dan diarsiteki oleh anak bangsa Indonesia sendiri. Akhir
Desember 2014, Syeikh Al Zaytun AS. Panji Gumilang mencanangkan program
untuk penyelesaian Masjid Rahmatan Lil-Alamin ini yang bernama JAMMAS
(Jahe Ma'had Al Zaytun Membangun Masjid) yaitu dengan menanam jahe yang
nanti hasilnya digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid RLA
(Rahmatan Lil-ALamin). Sungguh suatu cara yang elok dan elegan yang
kiranya bisa menjadi inspirasi buat kita semua.
Bagi siapa saja yang berminat mendonasikan hartanya yang diberikan Allah
untuk ikut andil dalam penyelesaian masjid RLA ini semoga Allah
membalas amal perbuatannya dengan pahala yang berlipat ganda.
Beberapa Hadist tentang keutamaan Membangun Masjid :
“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid kerena mengharap ridha Allah
SWT maka Allah akan membangun untuknya seperti yang telah ia bangun
dalam surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
"
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/robeto_koba/masjid-rahmatan-lil-alamin-sebuah-karya-agung-umat-islam-bangsa-indonesia-di-abad-ini_54f3537d7455137b2b6c7172
Tidak ada komentar:
Posting Komentar